Senin, 18 Juli 2016

AK-47 SANG LEGENDA PERANG

AK-47

Serbuan kilat Jerman ke Eropa Timur, tahun 1938 membuat serdadu Soviet kocar kacir. Di berbagai lini pertempuran, pasukan Tentara Merah terpukul mundur. Salah satu penyebabnya adalah minimnya persenjataan yang handal. Inilah yang menginspirasi Sersan Mikhail Timofeevich Kalashnikov membuat senjata yang sederhana dan andal.


Selepas dari sekolah Mekanikal Engineering di Kiev, Kalashnikov bergabung dalam divisi Tank. Dia pun mulai mengutak-atik senjata mesin yang ada di Tank untuk dimodifikasi menjadi senapan panggul bagi pasukan infantri. Tahun 1941, prajurit kelahiran Kurya, wilayah Altai, Rusia itu mulai mengajukan rancangannya ke Angkatan Darat Soviet di Leningrad. Namun, dalam satu pertempuran di Bryansk, di bulan Oktober, ia tertembak.



Dalam masa perawatan, sambil menghitung hari di barak rumah sakit Tentara, Kalashnikov memikir desain senapan mesin ringan. Begitu sembuh, ia segera aktif di bengkel dan pada tahun 1942, karyanya dikembangkan di Institut Penerbangan Rusia di Moskwo. Dua tahun kemudian, model yang lebih sempurna dengan karabin yang bisa mengisi peluru sendiri secara otomatis.

Model terakhir inilah yang menjadi dasar pengembangan senapan mesin ringan otomatis, Kalashnicov. Setelah lolos dari tes dan uji coba yang berat, maka lahirlah AK-47. Nama itu berasal dari singkatan “Automatic Kalashnikov” dan angka 47, menunjukkan tahun pertama secara resmi senapan itu digunakan tentara Soviet. 


Keandalan senjata itu teruji, dalam beberapa kali duel, tentara Jerman mulai kocar-kacir . Apalagi dalam pertempuran di suhu beku, banyak darah yang membasahi salju, dari serdadu Nazi yang tertembus timah panas. Atas prestasi yang gemilang ini, pemimpin tertinggi Rusia, Josef Stalin, menyematkan bintang tertinggi, Stalin First Class di dada Sersan Mikhail Timofeevich Kalashnikov.

Keandalan AK-47 juga teruji dalam medan tempur yang ganas di Vietnam. Senjata yang mampu meledak walau terendam lumpur dan rawa-rawa. Ini pula yang membuat frustasi serdadu Amerika. 100 ribu pasukan terkubur di ladang-ladang dan Amerika pun terusir dari Indochina.

Dalam duel AK-47 dengan M-16 andalan infantri AS. Dalam pertempuran membutuhkan berondongan terus-menerus, senjata AS M-16 sering macet, ini  larasnya tidak tahan panas tinggi. Belum lagi medan berlumpur di hutan-hutan Vietnam. Ukuran body M-16 yang lebih panjang menyulitkan gerak pasukan dalam pertempuran.





Di perbatasan Afganistan, penduduk mampu membuat tiruan sendiri untuk memasok Taliban. Atau personal-personal lain yang merakit dan mensuplai ke daerah konflik.


Ditahun 1990–an bedil tua ini digunakan Gangster-gangster Rusia. Dalam beberapa konflik di Afrika dan timur tengah, AK-47 menjadi senjata andalan para petarung. 







Bahkan anak-anak di kawasn Afrika dan Afganistan kerap kali memanggul senjata ini.







AK-47 menjadi senapan serbu andalan para Gerilyawan dan pemberontak di berbagai belahan bumi. Sehingga dikenal menjadi SENJATA KAUM REVOLUSIONER. 



Penulis sebagai Praktisi beladiri dan hobi menembak dengan keahlian sebagai Mechanical Desain dan Engineering mempelajari cara kerja dan konstruksi mekanik AK-47 yang melegenda ini. (Suparmo)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar